Kamis, 17 Mei 2012

Teknologi Drive-By-Wire di New Nissan Grand Livina


Mengapa New Nissan Grand Livina bisa begitu irit dan smooth tarikan mesinnya? Jawabannya akan Anda temui di artikel ini.
Salah satu fitur unggulan pada New Nissan Grand Livina adalah teknologi drive-by-wire yang masih jarang ditemui pada mobil-mobil sekelasnya. Teknologi drive-by-wire di mesin Grand Livina inilah yang mampu mengoptimalkan kenikmatan berkendara. Fitur drive-by-wire yang biasanya hadir di mobil-mobil berharga Rp. 250-an juta ke atas hadir pada Grand Livina sebagai fitur standar. Maka, sangat wajar Grand Livina mampu menjadi kendaraan jenis MPV yang fenomenal di kelasnya.
Teknologi drive-by-wire yang awalnya digunakan pada pesawat terbang ini menggantikan kontrol sistem yang dihubungkan secara mekanis maupun hidraulis dengan pengiriman signal melalui kabel listrik. Contohnya fungsi kontrol pedal gas, rem, dan setir yang semula mekanis digantikan dengan pengiriman sinyal melalui kabel listrik. Jika dibayangkan, rasanya sama seperti mengemudi mobil di video game  menggunakan joystick. Dengan teknologi drive-by-wire  berarti pengemudi sama sekali tidak memiliki hubungan mekanis dengan mobil.
Sistem drive-by-wire  membuat pengemudi hanya menggerakkan sensor elektromekanikal saja. Teknologi seperti ini baru digunakan secara massal untuk pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A 340.
Di dunia aviasi, teknologi ini dinamakan fly-by-wire  dan pertama kali digunakan pada jet tempur F-16. Dengan fly-by-wire,  pilot hanya perlu menggerakkan sebuah joystick  untuk mengendalikan pesawat.
Lebih efisien 
Salah satu manfaat penggunaan teknologi drive-by-wire adalah dapat meningkatkan efisiensi penggunaan komponen. Karena tak lagi menggunakan komponen tradisional seperti kolom setir, pompa power steering,  slang, minyak rem, booster  dan master rem.
Semua komponen ini digantikan oleh motor servo sebagai penggerak yang bekerja berdasarkan perintah komputer. Dan komputer bekerja sesuai input  data yang diterima dari sensor-sensor. Hal ini tentu dapat meningkatkan akurasi pengoperasian sistem.
Teknologi drive-by-wire yang telah diterapkan pada Grand Livina adalah teknologi throttle-by-wire. Artinya sistem operasi pada pedal gas telah menggunakan sensor elektronik. Sementara sistem kontrol lain seperti rem, kopling dan setir masih menggunakan hubungan mekanis maupun hidraulis.
“Dengan throttle-by-wire,  mesin Grand Livina akan mendapat campuran bensin dan udara yang selalu optimal. Tidak seperti sistem throttle  biasa di mana pengemudi akan membuka katup throttle  langsung melalui kabel mekanis, sehingga perintah komputer untuk mengurangi jumlah bensin bisa terlambat dan mengurangi efisiensi,” ujar Teddy Irawan, Deputy Director Marketing and Sales  PT Nissan Motor Indonesia.
Selain itu, sistem mekanis konvensional juga bisa menimbulkan proses pembakaran yang kurang sempurna di ruang bakar. Dan buntutnya, efisiensi kerja mesin berkurang dan mesin menghasilkan emisi gas buang tinggi. Hal inilah yang diminimalkan sistem throttle-by-wire.
Selain itu, pedal gas pada mobil yang menggunakan sistem throttle-by-wire  terasa sangat lancar karena tidak ada gesekan pada kabel gas mekanis. Ayunan pedal gas yang tidak disengaja akibat guncangan di jalan rusak misalnya juga diabaikan oleh komputer.
Oleh karena itu konsumsi bahan bakar bisa lebih efisien. Di pedal gas hanya ada sensor berupa potensiometer khusus. Tidak seperti potensiometer biasa, kemungkinan rusaknya potensiometer pedal gas ini juga kecil. Salah satu buktinya adalah potensiometer pada Nissan X-Trail.
“Kami belum pernah menjual potensiometer pedal gas Nissan X-Trail built-up  sejak 2001 yang telah menggunakan sistem throttle-by-wire.  Bahkan pada mobil yang kebanjiran Februari lalu pun potensiometer pedal gas ini tidak rusak meski terendam air,” tambah Teddy.
Sebagai penggerak katup throttle,  pada throttle body  terdapat motor servo yang bergerak sesuai sinyal yang dikirim komputer. Sudut buka-tutup katup itu pun ditentukan berdasarkan sudut kemiringan pedal gas saat diinjak. Tentu perbandingan keduanya berbeda-beda pada tiap mobil.
Dengan cara ini jumlah udara dan bahan bakar yang masuk pun lebih seimbang. Jadi kolaborasi antara katup throttle  dan nosel selalu membuat campuran bensin optimal sekaligus efisien.
Di balik segala kelebihan tadi, masih ada kemungkinan kerusakan pada motor servo. Sebagai motor listrik bisa saja motor servo itu macet akibat kotor atau terkena cipratan air. Namun tak usah risau, pihak pabrikan tentu sudah menyediakan penyekat pada bodinya. Dan daya tahan motor itu sendiri juga dibuat cukup tinggi.
Andai sampai macet dengan posisi throttle  terbuka pun, komputer langsung menghentikan suplai bahan bakar melalui throttle position sensor.  Sehingga Anda takkan melaju tak terkendali.
Referensi: Majalah SHIFT Nissan Motor Indonesia, www.autobildindonesia.com
========================================
Hubungi GALIH, Sales Executive NISSAN Jember
Tsel : 0812 5250 6060
XL : 0819 1333 3322
Flexi : 0331 788 8899
========================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar